Kolo Khas Labuan Bajo – Indonesia bukan hanya terkenal dengan keindahan lokasi wisatanya. Indonesia juga terkenal dengan makanan-makanan khas yang tentu saja sulit ditemukan di negara-negara lain. Labuan Bajo sebagai destinasi wisata mancanegara tetap berusaha menampilkan khas budaya asli Indonesia melalui Kuliner khas Labuan Bajo.

Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi spektakuler di Timur Indonesia yang patut dikunjungi. Keindahan alam yang membentang akan memanjakan setiap pasang mata pengunjungnya. Selain menghadirkan panorama yang begitu indah, di sana para wisatawan dapat juga menikmati berbagai macam menu kuliner khas Labuan Bajo.

Berwisata tidak lengkap rasanya tanpa mengisi perut dengan kuliner khas. Selain bisa menikmati sensasi tersendiri, menyantap kuliner akan menambah semangat dan tenaga saat berwisata. Labuan Bajo juga pastinya memiliki kuliner khasnya. Kuliner Khas Labuan Bajo ini bisa ditemui di beberapa lokasi.

Makanan khas Labuan Bajo yang patut untuk Anda coba adalah nasi bakar atau sering disebut sebagai Kolo. Kolo berbeda dengan nasi bakar yang lainnya, karena dalam proses pembuatannya juga istimewa, yakni menggunakan bambu sebagai tempat nasinya dan diberi berbagai bumbu khas Labuan Bajo.

Untuk membakarnya juga disediakan alat bakar khusus dan menggunakan bara api. Lama pembakarannya membutuhkan waktu sekitar setengah jam. Setelah itu Kolo siap untuk disantap hangat-hangat sambil menikmati indahnya pantai.

Kolo Khas Labuan Bajo

Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur tak melulu tentang pantai dan taman laut dan sunset saja. Jangan lupa menikmati kulinernya yang bikin lidah bergoyang. Salah satunya adalah Kolo. Kolo merupakan hidangan tradisional yang sudah dibuat dan dikonsumsi oleh masyarakat Labuan Bajo, NTT secara turun menurun. Kolo artinya memasak dengan bambu.

Jika dilihat sekilas, kolo mirip dengan hidangan nasi bakar. Namun, kolo tidak dibakar dengan menggunakan daun pisang sebagaimana umunya. Kolo dengan menggunakan bilah bambu.  Aroma bambu terbakar yang meresap ke dalam nasi membuat cita rasa makanan tradisioanl itu semakin kaya. 

Kolo tibu sebenarnya nasi bakar khas Labuan Bajo. Bentuknya seperti lontong karena terbungkus kulit pisang. Tapi diletakan di atas piring dengan cara vertikal dan dimasukan ke dalam bambu.

Meski masaknya dibakar, begitu membuka bungkus nasi, akan terasa minyak yang membasahinya. Tapi uniknya, minyak ini tak terasa lengket ditenggorokan. Ada sedikit rasa rempah-rempah dan irisan daun bawang memanjang yang sangat tipis di sela-sela nasi, sehingga walaupun hanya makan nasi saja tak akan terasa hambar.

Dalam satu piring terdapat ikan kuah asam yang segar ditambah kegurihan udang bumbu dan sayur singkong. Sekilas mungkin akan mengingatkan Anda dengan menu masakan khas rumah padang. Tetapi begitu dimakan seluruhnya dalam satu suapan, rasanya seperti pertama kali berkenalan dengan rasa yang baru.

Untuk melepas dahaga, sangat pas membasahi tenggorokan dengan molas bajo. Minuman berwarna hijau itu sebenarnya adalah campuran dari jus nanas, jus jeruk, sirup monin, dan juga buah blue curacau.

Begitu disesap, rasa masam langsung menyergap seluruh area mulut. Dengan airnya yang dingin, rasa masam itu memberikan efek kesegaran hingga ke kepala. Jika tak mau minuman dingin, masih ada pilihan aneka kopi atau teh yang bisa dipilih.

Jika Anda berkunjung saat malam hari, bukan berarti tak bisa menyaksikan pemandangan bagus. Hamparan lampu kerlap-kerlip dari kapal ditambah desiran ombak, juga lagu syahdu dari restoran, seakan menciptakan suasana tenang yang tak terlupakan.

Cara Memasak Kolo

Cara memasak kolo cukup rumit. Pertama-tama beras dicampurkan dengan air bumbu, lalu dimasukkan ke dalam bambu muda sepanjang sekitar 30 cm.  Kemudian, tutup lubang tempat memasukan beras pada bambu dengan daun pisang. Kemudian bambu tersebut dibakar di atas bara api. Kolo dibakar selama sekitar 30 menit. Setelah matang, kolo dikeluarkan dari bambu dan digulung dengan daun sebagai bungkusnya.

Tak jarang pula, Kolo disajikan lengkap dengan bambunya. Kolo merupakan menu utama, yang biasanya disantap bersama dengan sayur dan lauk.

Namun, umumnya Anda tidak bisa menemukan kolo di restoran atau tempat makan. Kuliner ini biasanya dikonsumsi saat acara-acara adat. Beras yang digunakan untuk membuat kolo juga bukan beras sembarangan, tetapi beras dari hasil panen masyarakat. Beras tersebut dipanen melalui serangkaian ritual adat sebelum diolah dan dimasak

Menu Kuliner Lainnya

Berkunjung ke Labuan Bajo tidak lengkap rasanya apabila tidak menyantap sajian lezat seafood-nya. Sebagai daerah pesisir, di sana banyak tempat makan yang menyajikan hidangan lautnya. Mulai dari cumi asam manis hingga gurihnya lobster pun ada. Tinggal Anda memilihnya dan sesuaikan dengan budget yang dimiliki.

Selain itu, bagi Anda pecinta sambal, jangan sampai lupa untuk mencoba sambal ikan teri khas Labuan Bajo. Sambal ini dibuat dengan cabai dan ikan teri segar hasil tangkapan nelayan. Mencari olahan sambal ikan teri ini sangat mudah, di sepanjang warung makan menjajakan sambal ini.

Jadi, Anda tidak perlu khawatir atau bingung mencari keberadaannya. Paling nikmat sambal ini disantap bersama dengan kolo atau nasi bakar bambu khas Labuan Bajo.

Menyaksikan indahnya panorama pantai di Labuan Bajo memang akan lebih nikmat lagi apabila menyantap sup ikan kuah asam. Sup ikan ini berbeda dengan sup ikan lainnya, karena rasanya yang segar dan gurih sangat enak untuk disantap. Warnanya yang kuning juga menambah selera makan. Untuk rasa asam pada supnya berasal dari tambahan blimbing wuluh sehingga kuah terasa segar.

Demikianlah ulasan mengenai kuliner kolo khas labuan bajo yang merupakan salah satu kuliner yang patut Anda coba. Simak artikel bermanfaat lainnya seputar labuan bajo di sini. Bagi Anda yang hendak berwisata ke labuan bajo, bisa pesan paket tour Anda bersama Labuan Bajo Tour.