[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.22″ custom_padding=”0px|||||”][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.25″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat” custom_padding=”11px|||||”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.25″ custom_padding=”|||” custom_padding__hover=”|||”][et_pb_text admin_label=”Text” _builder_version=”3.27.4″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”]

Berwisata bukan hanya dinikmati dengan berjalan-jalan atau berkeliling mengunjungi obyek-obyek wisata. Wisata juga bisa dilakukan dengan menikmati sejarah dan budaya setempat. Mengetahui budaya dan sejarah setempat memang memberikan sensasi tersendiri. Karena setiap keindahan dan eksotisme obyek-obyek wisata pasti memiliki asal-usul sejarah dan terkait dengan tradisi budaya tertentu. Tidak terkecuali Labuan Bajo. Menarik Untuk diketahui bagaimana tradisi budaya asli Labuan Bajo sebagai pulau yang kini dikenal keindahaan dan eksotismenya hingga ke mancanegara.

Labuan Bajo selain memiliki pesona alam yang eksotis dan memanjakan setiap pasang mata yang melihatnya. Di sisi lain Labuan Bajo memiliki tradisi budaya lokal yang patut diketahui pula oleh kita semua. Warisan tradisi budaya yang berada di sana akan membuat takjub wisatawan yang melihatnya. Untuk sensasi wisata yang berbeda, paket wisata labuan bajo juga merekomendasikan untuk mengenal sejarah dan tradisi masyarakat asli labuan bajo.

Tradisi Budaya Unik Labuan Bajo

Di setiap tempat yang kini ramai dan dikenal luas, pasti memiliki daya tarik budaya dan tradisi dari penduduk aslinya. Karena daya tarik budaya dan tradisi setempat pasti menampilkan keunikan dan hal-hal baru yang berbeda dari tempat-tempat lainnya. Simak informasi tradisi budaya asli Labuan Bajo berikut ini.

1. Suku Laut

Pada suku Bajo atau Bajau dikenal dengan suku laut. Hal ini disebabkan oleh tradisi mereka yang hidup di atas perahu dan menangkap ikan di berbagai perairan di Indonesia ini. Pada saat Belanda belum datang ke Manggarai, tempat terebut dinamai sebagai Bong Bajo atau Pelabuhan Bajo. Sedangkan nama Labuan Bajo dipakai pada tahun 1926 setelah Belanda datang dan mengangkat Raja Todo sebagai Pemimpin di Manggarai.

Perayaan Budaya Asli Labuan Bajo, sumber ig idayrost
Perayaan Budaya Asli Labuan Bajo, sumber ig @idayrost

2. Festival Komodo

Provinsi NTT yang didalamnya termasuk pulau Labuan Bajo terkenal dengan hewan legendaris yang berumur tua yaitu Komodo. Pada awal bulan maret sekitar 5 hingga 10 Maret, di Labuan Bajo terdapat acara besar yang dinanti – nanti oleh setiap pengunjung, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Festival tersebut dinamakan Festival Komodo. Dalam perayaan festival tersebut, akan ditampilkan berbagai parade kesenian, tarian tradisional hingga pentas seni budaya khas masyarakat NTT.

3. Tradisi Kepok

Dalam penyambutan wisatawan atau turis mancanegara yang bertandang ke Labuan Bajo, pada masyarakat Manggarai biasanya akan mengadakan suatu tradisi penyambutan yang disebut Tradisi Kepok. Para ketua adat atau Tua nya akan menyiapkan ayam jantan berwarna putih atau merah serta moke putih yang telah disimpan di dalam botol dari buah labu besar (tawu).

Para Tua berdiri di Dermaga Loh Liang, Pulau Komodo dengan mengenakan pakaian adat yakni songke dan destar ditambah dengan kemeja putih. Mereka siap menyapa para wisatawan yang hadir didampingi para wanita Manggarai Barat. Upacara penyambutan tersebut sering dilakukan warga Maggarai Barat.

Selain sebagai kegiatan ramah tamah dengan orang asing, hal itu juga sebagai tanda bahwa orang Manggarai Barat memiliki sikap cinta terhadap budaya leluhurnya. Sehingga eksistensinya bisa terjaga hingga di zaman modern seperti sekarang ini.

4. Tradisi Rumusmoso

Tradisi Rumusmoso merupakan suatu tradisi pembagian tanah ulayat. Biasanya pembagian tanah ini akan diprioritaskan bagi para petinggi kampung atau tetua beserta keluarganya. Kemudian akan dibagikan lagi kepada warga biasa dan warga dari suku lain. Namun bagi suku lain, memiliki syarat dan ketentuan khusus, yaitu dengan membawa ayam jantan satu ekor dan Kapu Manuk Lele Tuak atau arak. Setelah itu akan diselenggarakan sidang dewan kampung untuk pengesahannya. Sebagai pimpinan sidang adalah Tu’a Golo dan yang mengesahkan adalah Tu’a Teno (ketua adat).

Harapannya dengan mengeksplor berbagai budaya dan tradisi di sana, maka masyarakat menjadi semakin mencintai dan ikut berperan aktif dalam melestarikan budaya bangsa. Tetap bangga dengan Indonesia yang kaya akan tradisi dan budayanya. Demikianlah beberapa informasi mengenai tradisi budaya asli dari Labuan Bajo. Semoga informasi ini bisa menghibur Anda dan menjadi pengetahuan yang unik dan menarik. Simak ulasan lainnya terkait tips-tips dan berbagai informasi wisata labuan bajo di halaman labuanbajotour.com. Selamat menikmati wisata Anda.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply