Mengenal Rumah Adat Labuan Bajo, Manggarai, dan NTT

Mengenal Rumah Adat Labuan Bajo, Manggarai, dan NTT

Mengenal Rumah Adat Labuan Bajo, Manggarai, dan NTT

Gugusan pulau NTB dan NTT memiliki panorama dan keindahan alam yang berbeda-beda. Selain menikmati alamnya, alangkah merugi jika tidak menelusuri budayanya. Labuan bajo terkenal dengan pantainya, namun, pernahkah Anda tahu rumah adat labuan bajo?

Gugusan pulau di NTB dan NTT dari Barat ke Timur, dimulai dari Pulau Lombok dengan Gunung Rinjani dan Gili Trawangan. Bahasa dan suku asli sana adalah Sasak dengan rumah adatnya yang bernama bale. Anda bisa berkunjung ke Desa Sade untuk berwisata rumah adat bale NTB. 

Kemudian ada Pulau Sumbawa. Masih kedalam daerah NTB, Sumbawa punya ratusan tempat wisata alam yang tidak pernah membosankan. Mulai dari air terjun, pantai, pulau-pulau kecil, dan tanah berbukit-bukit yang menjadi ciri khas alam di Sumbawa.

Suku asli Sumbawa dikenal sebagai Suku Samawa (Tau Samawa). Nama ini juga menjadi nama untuk bahasa khas mereka. Meski bahasa Sasak juga menjadi bahasa sehari-hari karena masih dalam satu rumpun NTB. Rumah adat dalam loka adalah arsitektur khas dari sini.

Kemudian ada Pulau Padar dan Pulau Komodo. Sedikit ke selatan Anda akan menemukan Pulau Sumba, Ketiga pulau tadi masuk ke dalam teritori NTT. Di NTT sendiri orang sudah mengenal Labuan Bajo dan Pulau Flores. 

Begitu banyak destinasi wisata yang sudah masyhur dan wajib dikunjungi di Kepulauan Lombok. Namun, adakah di antara Anda yang pernah berpikir, kenapa tidak sekalian berkunjung ke desa setempat dan melihat arsitektur rumah khas mereka?

Rumah Adat Labuan Bajo dan Manggarai Barat

Labuan Bajo adalah pusat Kabupaten Manggarai Barat. Masyarakat disini terdiri dari banyak suku. Adapun suku aslinya adalah suku manggarai. Beberapa suku lainnya seperti suku bugis, makassar, sumba, bajawa, kupang, ende, dan lainnya.

Labuan Bajo hanya sebesar satu kecamatan. Geografisnya berada di dataran gersang sehingga mayoritas rumah dan penduduk terpusat di pesisir. Meski demikian, kepulauan yang bergugus ke barat begitu hijau dan banyak. Disanalah para turis bermain.

Salah satu yang paling dikenal adalah Pulau Padar dengan panoramanya yang luar biasa. Dan Pulau Padar sendiri berdekatan dengan Pulau Komodo. Dulu Pulau Padar juga jadi rumah bagi Komodo, sehingga di kepulauan ini tidak dihuni manusia atau mungkin hanya sedikit saja.

Setiap daerah di Indonesia punya rumah adatnya masing-masing. Setiap jenis juga memiliki interior yang khas. Jika di Jawa, di kenal interior Jogja, keraton, joglo, dan lain sebagainya.

Lantas seperti apa interior Labuan Bajo itu? Sejatinya, Labuan Bajo tidak memiliki rumah adatnya sendiri. Anda bisa menikmati rumah adat dekat Labuan Bajo yang masih dalam satu kabupaten. Tidak nangung-naggung, ada lima desa sekaligus! Nomor tiga paling menakjubkan.

1. Gurusina

Letaknya di Kabupaten Ngada Flores NTT, Kecamatan Jerebuโ€™u, Kampung adat gurusina dikenal sebagai kampung tertua yang pernah ada. Arsitekturnya didominasi oleh bambu dan alang-alang. Bambu sebagai dinding dan penyangga, alang-alang sebagai atap.

Kampung megalitikum ini tahun 2018 sempat kebakaran. Dari 33 rumah adat berumur ratusan tahun itu, hanya tersisa tujuh. Adapun penyebab kebakaran di kampung adat gurusina diindikasikan karena arus pendek listrik yang terjadi di salah satu rumah. 

Pemerintah NTT bertindak cepat untuk merehabilitasi kampung gurusina. Sebab kampung ini adalah lambang budaya dan peninggalan berharga yang masyarakat Jerebuโ€™u miliki. Akhirnya, setelah insiden, dibangun kembali rumah adat dengan arsitektur yang sama persis seperti yang lama.

Mengenal Rumah Adat Labuan Bajo, Manggarai, dan NTT
Kampung Gurusina bertahun tahun setelah kebakaran. Sumber : Google.com

Keunikan dari gurusina ini adalah desain kampungnya. Rumah adat disusun berjajar membentuk persegi dengan salah satu sisinya adalah monumen batu. Di Tengahnya dibiarkan lapang terbuka dan diberi beberapa bale (payung) dari alang-alang. Gunung Inerie menjadi latar belakang perkampungan ini. Sungguh indah bukan?  

2. Desa Bena

Mengenal Rumah Adat Labuan Bajo, Manggarai, dan NTT
Kampung Bena, rumah adat labuan bajo. Sumber : Google.com

Yang satu ini sudah populer jadi destinasi wisata kunjungan ketika bermain ke Labuan Bajo. Rumah adat Labuan Bajo ini dikenal sebagai Desa Megalith Bena. Desa ini dibangun di atas kontur tanah yang berbukit. Naik turunya rumah-rumah disini menjadi keunikan tersendiri.

Adapun budaya yang bisa Anda temui di Desa Bena cukup beragam. Sebab disini ada 9 suku yang tinggal dan konsisten mempertahankan nilai adat tradisional dalam kehidupannya. 

Desa Bena berdekatan dengan Kampung Gurusina dan wisata kampung megalith Luba. Anda bisa menikmati pemandangan yang luar biasa dari bukit Wolo Ra, Gunung Inerie, dan pantai selatan Pulau Flores.

3. Wae Rebo (Rumah Adat Labuan Bajo)

Rumah adat Labuan Bajo ini sudah sangat masyhur dikenal. Sebagian orang mungkin tidak asing meskipun belum tahu apa namanya. Ini adalah desa surga yang jauh dari kehidupan. Turis asing yang berkunjung ke Labuan Bajo selalu dibuat heran dengan tempat satu ini.

Ya, Wae Rebo namanya. Sebuah desa diatas awan yang hanya bisa dikunjungi dengan perjuangan mendaki selama kurang lebih 3 jam. Sebab, Wae Rebo terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. 

Mengenal Rumah Adat Labuan Bajo, Manggarai, dan NTT
Wae Rebo, kampung surga di atas awan. Sumber : Google.com

Rumah adat di Wae Rebo bernama Mbaru Niang. bentuknya kerucut dengan gaya arsitektur lama. Hanya ada tujuh rumah kerucut khas yang berjajar di Wae Rebo. Adapun Mbaru Niang dan beberapa bangunan lain terletak di sekitarnya.

Mengapa hanya ada sedikit Mbaru Niang yang ada? Hal ini karena budaya suku setempat, Suku Manggarai, yang mengharuskan adanya upacara terlebih dahulu untuk tiap pembangunan rumah. Persiapan pembangunanya saja membutuhkan waktu satu tahun. 

Ketika Anda masuk ke Mbaru Niang, Anda akan mendapati bahwa rumah tersebut ternyata bertingkat. Setidaknya ada tiga tingkat yang dibuat di dalamnya. 

Mbaru Niang dibangun dengan bahan dari alam sekitar, antara lain : kayu worok, papan lantai dari kayu ajang, balok-balok dari kayu uwu dan atap menggunakan daun lontar yang ditutup dengan ijuk

Anda bisa menikmati keindahan alam serta sejuknya Wae Rebo sepanjang hari. Anda juga akan menemukan milky way dan jutaan bintang yang terlihat jelas di atas Anda ketika malam hari. 

Untuk biaya menginap di Wae Rebo, Anda perlu merogoh kocek sebesar Rp 325.000. Sudah termasuk biaya masuk, makan malam dan pagi, welcoming tea, kasur, dan selimut hangat. 

4. Tololela

Mengenal Rumah Adat Labuan Bajo, Manggarai, dan NTT
Tololela Village, rumah adat labuan bajo. Sumber : Google.com

Masih di kaki Gunung Inerie, desa Tololela berjarak sekitar 45 kilometer dari kota Bajawa. Lokasinya berada di puncak bukit. Setibanya di sana, kamu akan disambut oleh keunikan desa dan keramahtamahan penduduknya. 

Setiap rumah yang yang ada di desa ini memiliki tanduk kerbau yang telah dikorbankan dalam upacara adat. Desa ini pun merupakan desa pengrajin bombardom, alat musik tiup tradisional Flores yang terbuat dari bambu dan hampir punah.

5. Melo Village (Rumah Adat Labuan Bajo)

Mengenal Rumah Adat Labuan Bajo, Manggarai, dan NTT
tradisi di melo village. rumah adat labuan bajo. Sumber : Google.com

Masih satu kabupaten, rumah adat Labuan Bajo berikutnya adalah Melo Village. Desa adat Melo adalah desa adat terdekat dari Labuan Bajo yang bisa dijangkau hanya dengan sekitar 45 menit berkendara. 

Setibanya di sana, kamu akan disambut oleh ketua adat dengan selendang tenun di pintu masuk kampung. Setelah disambut dan didoakan, kamu pun akan dijamu dengan kesenian tradisional Tari Caci. Tarian ini melibatkan 2 orang pria yang saling mencambuk sambil menari.

Nah, itulah ulasan seputar rumah adat Labuan Bajo. Menariknya liburan ke Lombok adalah, Anda bisa menikmati ribuan destinasi dengan ribuan ciri khasnya. Dan tidak hanya wisata alam, tapi juga wisata budaya.

Bagikan informasi ini ke orang terdekat Anda supaya mereka tahu juga. Temukan artikel menarik lainnya seputar Lombok hanya di website kami. Terima kasih.

Picture of Lora Helmin

Lora Helmin

Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Leave a Reply

Picture of Hi, jenny Loral
Hi, jenny Loral

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor dolore magna aliqua.

Categories

Recent Posts

Never Miss News

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn